✔ Pedagogik - Karakteristik Dan Pengembangan Potensi Penerima Asuh Di Sekolah Dasar


Karakteristik Peserta Didik - Tugas utama guru dalam pembelajaran ialah mengantarkan penerima didik pada prestasi terbaiknya sesuai dengan potensinya. Oleh alasannya penerima didik yang menjadi subjek yang akan difasilitasinya, maka hal pertama yang perlu dipahami ialah bagaimanakah karakteristik penerima didik yang diasuhnya tersebut. Dalam permendiknas nomor 16 tahun 2007 wacana kompetensi guru, kemampuan mengenal karakteristik penerima didik dalam banyak sekali aspek menjadi kompetesni pertama yang harus dikuasai guru. Dengan kompetensi lainnya yaitu pengembangan potensi penerima didik dlam banyak sekali aspek melalui pembelajaran menyerupai yang dijelaskan dalam kompetensi keenam.

isu mengenai karakteristik penerima didik dalam banyak sekali aspek menjadi satu contoh dalam memilih kedalam dan keluasan materi sehingga sesuai dengan perkembangan penerima didik. Berdasarkan pemahaman tersebut pula guru bisa mengeksplorasi banyak sekali upaya, baik dalam bentuk media, materi ajar, dan metode pembelajaran untuk memfasilitasi penerima didik sehingga hal tersebut sesuai dengan perkembangan karakteristik penerima didik termasuk gaya belajarnya.

Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan penerima didik untuk mencapai tujuan pendidikan dan berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Interaksi pendidikan berfungsi untuk mengembangakn seluruh potensi kecakapan dan karakteristik penerima didik diantaranya, yaitu karakteristik fisik motorik, intelektual, sosial, emosional, adab dan spiritual.

Interaksi antara pendidik dan penerima didik erupakan relasi timbal balik dan saling mempengaruhi. Agar para pendidik sanggup berinteraksi dengan baik dengan penerima didik, maka pendidik perlu mempunyai pemahaman siapa yang menjadi penerima didiknya. Pemahaman yang memadai terhadap potensi, kecakapan, dan karakteristik penerima didik akan berkontribusi dalam bentuk perlakuan, tindakan-tindakan yang bijaksana, sempurna sesuai kondisi dan situasi.

1. Pengertian Individu
Dalam konteks pendidikan penerima didik harus dipandang sebagai pribadi yang utuh, yaitu sebagai satu kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai satu kesatuan jasmani dan rohani, serta sebagai mahluk Tuhan. Dengan melihat sifat-sifat dan ciri-ciri tersebut pada hakekatnya setiap insan tidak sanggup dibagi, tidak sanggup dipisahkan dan bersifat unik (Sunarto, 2002:2).

2. Keragaman Karakteristik Individu
Usia anak SD berada dalam simpulan masa kanak-kanak yang berlangsung dari usia enam hingga 12 tahun (Yusuf, 2014:23). Individu yang melaksanakan aktivitas berguru ialah penerima didik, oleh alasannya itu dalam proses dan aktivitas berguru tidak sanggup melepaskan penerima didik dari karakteristik, kemampuan dan sikap individualnya. Keragaman karakteristik sanggup dilihat secara fisik, kepribadian dan sikap menyerupai berbicara, bertindak, mengerjakan tugas, memecahkan masalah, dsb. Dari banyak sekali keragaman karakteristik penerima didik yang paling penting dipahami oleh guru ialah keragaman dalam kecakapan (ability) dan kepribadian (Makmun, 2009:53).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adanya Keragaman Individual
Karakteristik atau ciri-ciri individual ialah keseluruhan sikap dan kemampuan individu sebagai hasil pembawaan dan lingkungan. Pembawaan yang bersifat alamiah (nature) ialah karakteristik individu yang dibawa semenjak lahir (diwariskan dari keturunan),sedangkan nurture (pemeliharaan, pengasuhan) ialah faktor-faktor lingkungan yang menghipnotis individu semenjak dari masa pembuahan hingga selanjutnya. Nature dan nurture ini merupakan faktor yang menghipnotis keragaman individual. (Desmita, 2014:56).
4. Makna Perkembangan Individu
Pertumbuhan dan perkembangan ialah dua istilah yang berbeda tetapi tidak bangkit sendiri. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan alamiah secara kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Menurut Libert, Paulus, dan Strauss (Sunarto, 2002: 39) bahwa perkembangan ialah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksinya dengan lingkungan. Istilah perkembangan lebih mencerminkan perubahan psikologis. Kematangan ialah perubahan yang terjadi pada masa-masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan dan merupakan kesiapan awal dari suatu fungsi psikofisik untuk menjalankan fungsinya (Makmun, 2009: 79).

Belajar atau pendidikan dan latihan ialah perubahan sikap sebagai hasil perjuangan yang disengaja oleh individu, sedangkan kematangan dan pertumbuhan ialah perubahan yang berlangsung secara alamiah. Pada batas-batas tertentu perkembangan sanggup dipercepat melalui proses belajar.

5. Tahapan Perkembangan
Para jago psikologi sependapat bahwa terdapat urutan yang teratur dalam perkembangan yang tergantung pada pematangan organisme sewaktu berinteraksi dengan lingkungan. Banyak pendapat jago mengenai tahapan perkembangan, namun berkaitan dengan pembelajaran (pendidikan) berdasarkan Yusuf (2014 : 23) dipakai pentahapan yang bersifat eklektik.

Pemahaman tahapan perkembangan yang sanggup dipakai oleh pendidik meliputi: (1) apa yang harus diberikan kepada penerima didik pada masa perkembangan tertentu? (2) Bagaimana caranya mengajar atau menyajikan pengalaman berguru kepada penerima didik pada masa-masa tertentu?. Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Umur 6 – 7 tahun umumnya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa ini secara relatif bawah umur lebih gampang dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. Masa keserasian bersekolah dibagi menjadi dua fase, yaitu menyerupai berikut ini.
1) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6/7 tahun hingga 9/10 tahun. Menurut Yusuf (2014:24) beberapa sifat bawah umur masa ini ialah sebagai berikut ini.
  • Ada relasi positif yang tinggi antara kondisi jasmani dengan prestasi, contohnya bila jasmaninya sehat maka banyak mendapatkan prestasi.
  • Sikap mematuhikepada peraturan-peraturan permainan tradisional
  • Terdapat kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri)
  • Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain
  • Apabila tidak sanggup menuntaskan suatu soal, maka anak akan mengabaikannya alasannya soal itu dianggap tidak penting.
  • Pada masa ini (terutama 6,0 – 8,0 tahun) anak menginkan nilai (nilai rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya pantas diberi nilai baik atau tidak.
2) Masa kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9,0/10,0 hingga umur 12,0/13,0 tahun. Beberapa sifat khas bawah umur pada masa ini ialah adanya minat terhadap kehidupan simpel sehari-hari yang konkret. Hal ini mengakibatkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
  • a) Memiliki minat terhadap kehidupan simpel sehari-hari yang konkret.
  • b) Sangat realistik, ingin mengetahui, dan ingin belajar
  • c) Menjelang simpulan masa ini sudah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus, berdasarkan para jago aliran teori faktor hal ini ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor atau bakatbakat khusus.
  • d) Sampai sekitar umur 11,0 tahun anak memerlukan guru atau orang-orang cukup umur lainnya untuk menuntaskan kiprah dan memenuhi keinginannya. Setelah ini berakhir, umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya
  • e) Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang sempurna mengenai prestasi berguru di sekolah.
  • f) Anak-anak pada umur ini bahagia membentuk kelompok sebaya umumnya biar sanggup bermain bersama-sama. Umumnya anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional yang sudah ada, mereka menciptakan peraturan sendiri. 
Masa keserasian bersekolah diakhiri dengan suatu masa yang disebut masa poeral . Berdasarkan penelitian banyak ahli, sifat-sifat khas bawah umur masa poeral (Yusuf, 2014:25). Ini sanggup dirangkum dalam dua hal, yaitu menyerupai berikut ini.
  • a) Diarahkan untuk berkuasa: sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak poeral ditujukan untuk berkuasa; apa yang diidam-idamkannya ialah si kuat, si jujur, si juara, dan sebagainya.
  • b) Ekstraversi: berorientasi keluar dirinya;misalnya, mencari teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Anak-anak masa ini membutuhkan kelompok-kelompok sebaya. Dorongan bersaing pada mereka besar sekali, alasannya itu masa ini sering diberi ciri sebagai masa kompetisi sosial.
Hal yang penting pada masa ini ialah sikap anak terhadap otoritas (kekuasaan), khususnya otoritas orangtua dan guru. Anak-anak poeral mendapatkan otoritas orangtua dan guru sebagai suatu hal yang wajar. Oleh alasannya itu, bawah umur mengharapkan kehadiran orangtua dan guru serta pemegang otoritas orang cukup umur yang lain.

Demikian info wacana karakteristik dan pengembangan penerima didik di sekolah dasar. Untuk info lebih lanjut wacana kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian beserta cabang-cabangnya disertai uraian dan pembahasan yang lengkap silakan kunjungi blog dasarguru.com. KLIK DI SINI

Belum ada Komentar untuk "✔ Pedagogik - Karakteristik Dan Pengembangan Potensi Penerima Asuh Di Sekolah Dasar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel