✔ Memaksakan Anak Calistung Dikala Tk Atau Terlalu Dini Sanggup Merusak Tatanan Otak Anak

WWW.INFOKEMENDIKBUD.ONLINE _Orang renta yang ingin mengajarkan anaknya baca, tulis dan berhitung (calistung) semenjak dini sebaiknya harus berpikir ulang lantaran ternyata, berdasarkan para ahli, hal itu sanggup merusak tatanan otak anak.

Pakar tumbuh kembang anak dari Universitas Airlangga DR Dr Ahmad Suryawan SpA(K) mengingatkan para orang renta untuk tidak mengajarkan calistung sebelum sang anak masuk ke SD (SD) atau berumur tujuh tahun.

"Mengajarkan anak calistung sebelum waktunya sanggup merusak tatanan otak anak, dalam artian anak dalam mengerjakan sesuatu tidak runtut atau selaras," ujar Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, tersebut pada program peluncuran MoriCare+Prodiges di Jakarta, selesai pekan lalu.

Seharusnya anak yang berumur di bawah tujuh tahun bisa membentuk garis lurus, menggaris, membentuk gambar berdiri sederhana dan sebagainya. "Sayangnya, pada masyarakat modern ketika ini, anak belum tentu bisa menggambar garis lurus, malah berguru menghitung," kata Wawan, nama panggilan Ahmad Suryawan.

"Anak memang bisa berakal lantaran bisa calistung semenjak dini, tapi perilakunya tidak runtut dalam menuntaskan suatu persoalan. Hal itu lantaran sirkuit di otaknya tidak 'by order'. Anak tidak mengerti urutan," terperinci dia.


"Juga terdapat dua kemungkinan bagi anak yang sudah dikenalkan calistung semenjak dini," katanya. Pertama yaitu bisa calistung lantaran mengerti caranya, dan kedua, anak tersebut bisa lantaran menghapalkan caranya.

"Misal anak itu tahu jikalau empat dikali empat sama dengan 16, maka hal itu bisa terjadi lantaran ia tahu caranya jikalau 16 itu didapat dari empat sebanyak empat kali atau lantaran anak tersebut hapal jikalau empat kali empat tersebut 16," papar kata lelaki itu, yang disapa Wawan.

Salah kaprah pandangan orang renta ketika ini disebabkan oleh cara menilai prestasi anak dari hal yang berbau matematika atau akademik dan melupakan prestasi nonakademik.

Itu sebabnya, katanya, di sejumlah kota besar di Tanah Air marak muncul kursus les membaca yang diperuntukkan bagi bawah umur yang masuk dalam kategori Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

"Calistung boleh dikenalkan pada anak usia PAUD, tapi dihentikan jadi penilaian prestasi," cetus dia.

Pengenalan Calistung Program yang sempurna pada anak usia PAUD ialah melalui pengenalan calistung, namun hal itu bukan berarti anak berguru calistung sepenuhnya.

Anak mengenal calistung melalui interaksi dan cara menyenangkan, bukan duduk bagus mendengarkan guru mengajar. Contohnya ialah ada sepuluh anak, namun gelas yang ada hanya delapan, dengan demikian otomatis dua anak tidak mendapat gelas.

Wawan menunjukan sebelum anak memegang pensil, maka anak harus berguru mencapit, sehabis tangan anak tersebut berpengaruh gres diberikan pensil yang ukurannya besar.

"Anak berguru ngomongnya juga ibarat itu mulai 'mama, mama pergi, gres kemudian mama, ayo pergi'. Kaprikornus tahap demi tahap. Orang renta kita zaman dulu juga mendidik kita sangat demokratis dan sistematis. Orang renta sekarang, anak tidak bisa membaca saja marahnya ibarat mau kiamat, padahal untuk menciptakan bayi tersenyum saja butuh berapa bulan kita ibarat orang gila, gres kemudian bayi tersenyum," sindirnya.

Dia menyatakan ada yang salah dengan sistem pendidikan di Tanah Air, yang mensyaratkan calistung sebelum masuk SD. Hal itu juga menciptakan para orang renta khawatir dan memasukkan anak ke les calistung sebelum anak tersebut masuk ke sekolah dasar.

"Menteri Pendidikan yang sebelumnya, sudah melarang adanya tes calistung ketika masuk SD, tapi lantaran otonomi yang terjadi pada ketika ini melahirkan 'raja-raja kecil' dengan kebijakan yang berbeda pula." Wawan menghimbau kepala kawasan untuk peduli pada tumbuh kembang anak, yang merupakan generasi penerus bangsa.

Kualitas tumbuh kembang jangka panjang seorang anak ditentukan oleh keseimbangan faktor resiko dan faktor protektif semenjak usia janin di dalam kandungan hingga usia 18 tahun Sementara itu Psikolog anak Dr Rose Mini menyampaikan anak usia PAUD seharusnya hanya bermain, lantaran dengan bermain anak bisa merasa senang.

"Aktivitas bermain juga yang tanpa beban. Orang renta jangan memaksa anak bermain sesuatu dengan keinginan anak tersebut tambah pintar," kata psikolog tersebut, yang erat disapa Bunda Romi.

Perisai Pelindung Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2013, menyebutkan 37 persen anak lahir dari ibu yang semasa hamil mengalami anemia dan 10 persen anak lahir dengan permasalahan berat tubuh rendah. Hanya 30 persen anak terlindungi oleh ASI ekslusif selama enam bulan.

Untuk itu diharapkan perisai pelindung yang terdiri atas tiga sisi yakni setuktur dan sirkuit otak yang terbentuk dengan sehat dan kuat. Kemudian, sistem kekebalan tubuh yang bisa melindungi anak dari paparan negatif lingkungan sekitar. Serta, fisik tubuh yang bisa tumbuh sesuai dengan tahapan usia.

Selain itu, orang renta hendaknya menstimulasi untuk berbagi potensi si kecil biar tumbuh generasi platinum yang banyak bakat.

"Mengetahui dan memahami potensi si kecil merupakan langkah awal dalam membesarkan dan membantu anak berkembang sesuaidengan kepribadian uniknya," terperinci Kepala Unit Nutrisi Anak Kalbe Nutritionals, Helly Oktaviana.

MoriCare+Prodiges juga menghadirkan pemahaman yang mendalam mengenai konsep kecerdasan beragam yang berarti bahwa setiap anak memiliki kecerdasan sendiri.

Kecerdasan pada awalnya hanya diasosiakan dengan tinggi rendahnya IQ, namun Pakar Psikologi dari Harvard Dr Howard Gardner, memperkenalkan kecerdasan beragam yang mengakui adanya banyak sekali kecerdasan lain yang dimiliki oleh si kecil, sehingga setiap anak niscaya cerdas. 

Sumber : www.suara.com

Demikian informasi dan informasi terkini yang sanggup kami sampaikan. Silahkan like fanspage dan tetap kunjungi situs kami di WWW.INFOKEMENDIKBUD.ONLINE,  Kami senantiasa memperlihatkan informasi dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari banyak sekali sumber terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda semoga informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "✔ Memaksakan Anak Calistung Dikala Tk Atau Terlalu Dini Sanggup Merusak Tatanan Otak Anak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel