✔ Guru Itu Bukan Robot Akademik, Jangan Dibebani Kiprah Manajemen Yang Terlalu Berlebihan

WWW.INFOKEMENDIKBUD.ONLINE _Guru bukan robot dan mesin yang bekerja tanpa istirahat. Guru berbeda dengan profesi lain, lantaran berkaitan ilmu pengetahuan, kecerdasan pelajar mulai dari intelektual, spiritual dan emosional. Salah sedikit transfer informasi dan ilmu, maka rusaklah dunia. Namun beban manajemen dari pemerintah sangat “tidak manusiawi” khususnya guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Banyak yang mengira menjadi guru PNS itu enak, lantaran jaminan gaji, tunjangan, sertifikasi dan pensiun. Pandangan itu tak sebanding kenyataan. Selain kiprah profesi pendidik, guru dibebani kiprah manajemen berlebihan, ada kiprah harian, mingguan, bulanan, tri wulan, semester dan tahunan.

Dikarenakan terbebani administrasi, kiprah utama pendidik termarginalkan. Jangankan membaca buku, meneliti, menulis karya ilmiah apalagi lanjut kuliah ke jenjang magister/doktor, untuk membuat pembelajaran ideal saja susah. Apalagi di SD/MI, mengondisikan belum dewasa saja susah, apalagi transfer ilmu dan membimbing huruf mereka secara maksimal.

Beban berat itu sesungguhnya dikeluhkan guru. Namun mereka “tidak berani” menyuarakan lantaran contoh pikir mereka “praktisi” dan tidak menempatkan diri sebagai “ilmuwan” yang harusnya mencari solusi. Apalagi, urusan mengajar tidak sekadar urusan akal, namun juga hati, perasaan dan keikhlasan.


Tugas Berat

Undang-undang Guru dan Dosen (UUGD) tahun 2005 mewajibkan guru memenuhi 7 kiprah utama. Ketujuh kiprah itu mencakup mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi penerima didik. Selain itu, Depdikbud semenjak 1970 membebani guru menjadi “administrator”. Guru diwajibkan memenuhi aktivitas pengajaran, menyusun aktivitas kegiatan mengajar, menyusun model pelajaran dan tata perjuangan kelas.

Sejak Depdikbud bermetamorfosis Kemendikbud, pemerintah membebani komponen administrasi. Guru wajib memenuhi manajemen kurikulum, personal, manajemen murid, tata laksana, manajemen saran dan kegiatan korelasi sekolah-masyarakat. Jika didata riil, unsur manajemen itu menumpuk dan guru tidak ada bedanya dengan petugas Tata Usaha (TU). Apalagi, di sekolah terutama SD, jarang yang mempunyai TU PNS. Di sini kondisi semakin rumit lantaran sekolah bergantung pada Pegawai Tidak Tetap (PTT) atau Guru Tidak Tetap (GTT) yang menjadi TU/operator.

Administrasi di dunia birokrasi sudah lazim “njelimet”. Tiap hari, guru wajib membuat laporan kinerja harian, mengisi e-kin (kinerja elektronik) bagi yang menerapkan online. Selain kiprah pokok itu, guru perbulan/triwulan wajib mengurus pengajuan pencairan sertifikasi, sumbangan tamsil, TPP dan manajemen penelitian bagi yang melakukan. Bagi GTT/PTT wajib mengurus perpanjangan kontrak kerja.

Sementara kiprah persemester/tahunan, guru wajib memenuhi adminsitrasi SK KBM, SK mutasi (jika ada), laporan bulanan, SKP perbulan, PKG tahunan, SPT tahunan, Penilaian Angka Kredit (PAK), pengajuan SK bersiklus (2 tahun sekali), pembaharuan sumbangan anak/istri/suami dan lainnya.

Kemudian pengurusan manajemen siswa mulai dari BOS, Dapodik, beasiswa dan lainnya. Juga kiprah lain mulai rapat lembaga Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), PGRI, UPTD Pendidikan/Dinas Pendidikan, Badan Kepegawaian Daerah (BKD), KORPRI dan lainnya. Antara guru PNS, GTT, guru tetap yayasan tugasnya hampir sama.

Bagi guru produktif, beban itu niscaya dijalankan dengan benar. Bagi pemalas dan kekerabatan kurang, maka akan menjadikan kejahatan akademik. Misalnya, dikala membuat Silabus/RPP, mereka “membeli” dari orang lain. Padahal itu kiprah pokok. Belum lagi menulis karya ilmiah, banyak yang rela membeli dari oknum bandel demi kenaikan pangkat.

Posisi guru dikala ini hanya dipandang enaknya saja dan pemerintah terus membebani tanggungjawab memajukan pendidikan. Jika dikalkulasi, waktu mengajar di sekolah sekitar 7 jam itu terkuras mengurus administrasi. Bagaimana fokus mendidik jikalau beban manajemen melimpah. Sedangkan jikalau tidak lengkap, maka honor dan sumbangan susah cair.

Seolah-olah guru menyerupai robot dan tidak ada waktu untuk belajar, berpikir, mencari penemuan pembelajaran. Wajar saja pendidikan masih bodoh lantaran tidak ada bedanya antara “profesi guru” dan “pegawai administrasi”. Pekerjaan guru itu mendidik, mereka harus tepat dan berpikir semoga siswanya berkualitas. Berbeda dengan PNS umum, mereka yang penting bekerja dan memenuhi administrasi, maka selesailah sudah lantaran tidak ada tuntutan tepat di depan anak-anak.

Memanusiakan Guru

Guru bukanlah dosen yang dibebani Tri Darma Perguruan Tinggi. Namun, sesuai Permen PAN RB No.16/2009 wacana Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, ketika golongan III-B guru wajib melaksanakan penelitian, publikasi ilmiah dan karya inovatif.

Regulasi itu hakikatnya “membebani” guru lantaran susahnya publikasi karya dan menumpuknya beban administrasi. Tidak heran guru “susah naik pangkat” lantaran kewajiban publikasi ilmiah setara kiprah dosen. Jika tidak memenuhinya, maka guru tidak sanggup naik pangkat.

Guru harus “dimanusiakan” dan perlu dicari solusinya. Pertama, pelangsingan administrasi. Fungsi direktur di sini lebih pada kiprah pembelajaran, bukan kiprah umum, lantaran sudah ada TU dan kepala sekolah. Maka PTT harus diangkat menjadi PNS semoga bekerja maksimal.

Kedua, contoh pengarsipan yang jelas, baik bottom op maupun top down. Artinya, jangan ada “administrasi ganda” antara sekolah, UPTD Pendidikan, Dinas Pendidikan dan BKD. Ketiga, mengefektifkan manajemen online. Artinya, jikalau sudah upload sekali, maka tak perlu mengunggah lagi. Selain hemat, hal itu mengurangi beban dan manajemen ganda. Keempat, kejelasan pembagian tugas, antara guru, TU, kepala sekolah, kiprah personal dan tim.

Guru harus punya prinsip mendidik ialah ibadah, amal saleh dan tabungan dunia akhirat. Namun guru tetaplah guru bukan robot, sebab, guru juga manusia!


Demikian isu dan informasi terkini yang sanggup kami sampaikan. Silahkan like fanspage dan tetap kunjungi situs kami di WWW.INFOKEMENDIKBUD.ONLINE,  Kami senantiasa menawarkan isu dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari banyak sekali sumber terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda semoga informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "✔ Guru Itu Bukan Robot Akademik, Jangan Dibebani Kiprah Manajemen Yang Terlalu Berlebihan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel