✔ Page 2 Istrinya Tak Dapat Masak. Laki-Laki Ini Mau Murka Tapi Malah Menangis Sesudah Lihat Sendal Jepit Istrinya, Sendal Itu Ternyata...


Mendengar ucapanku yang bernada emosi, kulihat isteriku menundukkan kepala dalam-dalam. Kalau sudah begitu, saya yakin niscaya air matanya merebak.

Sepekan sudah saya ke luar kota. Dan tentu, dikala pulang benak ini penuh dengan jumput-jumput cita-cita untuk menemukan baiti jannati di rumahku.

Namun apa yang terjadi? Ternyata kenyataan tak sesuai dengan apa yang kuimpikan.

Sesampainya di rumah, kepalaku malah mumet tujuh keliling.

Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya laksana kapal pecah.

Pakaian higienis yang belum disetrika menggunung di sana sini. Piring-piring kotor berpesta-pora di dapur, dan cucian, wouw! berember-ember.

Ditambah lagi aroma amis busuknya yang menyengat, alasannya ialah berhari-hari direndam dengan deterjen tapi tak juga dicuci.

Melihat keadaan menyerupai ini saya cuma dapat beristigfar sambil mengurut dada.


“Ummi… Ummi, bagaimana Abi tak selalu kesal jika keadaan terus menerus begini?” ucapku sambil menggeleng-gelengkan kepala.

“Ummi… isteri sholihah itu tak hanya berakal ngisi pengajian, tapi beliau juga harus berakal dalam mengatur tetek bengek urusan rumah tangga. Harus dapat masak, nyetrika, nyuci, jahit baju, beresin rumah?”

Belum sempat kata-kataku habis sudah terdengar ledakan tangis isteriku yang kelihatan begitu pilu.

“Ah…wanita praktis sekali untuk menangis,” batinku.

“Sudah membisu Mi, tak boleh cengeng. Katanya mau jadi isteri shalihah? Isteri shalihah itu tidak cengeng,” bujukku hati-hati sesudah melihat air matanya menganak sungai.

LANJUT BACA HALAMAN 3 DISINI

Belum ada Komentar untuk "✔ Page 2 Istrinya Tak Dapat Masak. Laki-Laki Ini Mau Murka Tapi Malah Menangis Sesudah Lihat Sendal Jepit Istrinya, Sendal Itu Ternyata..."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel