✔ Efek Asesmen Kompetensi Minimum Bagi Siswa, Guru, Dan Sekolah

WWW.INFOKEMENDIKBUD.ONLINE _Mulai tahun 2021 Ujian Nasional (UN) akan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Kedua asesmen gres ini dirancang khusus untuk fungsi pemetaan dan perbaikan mutu pendidikan secara nasional.

Jika melihatnya secara konstruksi hukum, UU Sisdiknas secara eksplisit memberi mandat kepada pemerintah – melalui forum dapat bangkit diatas kaki sendiri – untuk melaksanakan penilaian mutu sistem pendidikan nasional. Asesmen pengganti UN akan menjadi instrumen untuk melayani fungsi tersebut. Selain itu, pengadilan Negeri Jakarta pada 2007, dan kemudian Mahkamah Agung (MA) pada 2009, menilai bahwa UN tidak adil bagi siswa yang berada di sekolah dan/atau kawasan yang kekurangan sumber daya. MA memerintahkan pemerintah untuk “meninjau kembali sistem pendidikan nasional”. 

Dengan merancang asesmen gres yang berfungsi untuk pemetaan mutu serta umpan balik bagi sekolah, tanpa ada konsekuensi pada siswa, pemerintah secara otomatis telah mematuhi putusan aturan MA mengenai UN.

Lantas apakah dampak Asesmen Kompetensi Minimum bagi siswa, guru, dan sekolah? Asesmen kompetensi pengganti UN akan dirancang supaya tidak mempunyai konsekuensi bagi siswa. Misalnya, pelaksanaan pada pertengahan jenjang (bukan simpulan jenjang) menciptakan hasil asesmen kompetensi tidak relevan untuk menilai pencapaian siswa. 


Hasilnya juga tidak relevan untuk seleksi memasuki jenjang sekolah yang lebih tinggi. Dengan demikian, asesmen ini tidak akan menjadi beban suplemen bagi siswa, di luar beban berguru normal yang sudah dijalani.

Analisis dan laporan hasil asesmen kompetensi akan dibentuk supaya dapat dimanfaatkan guru dan sekolah untuk memperbaiki proses berguru mengajar. Hal ini dimungkinkan alasannya asesmen gres akan didasarkan pada model learning progression (lintasan belajar) yang akan menunjukkan posisi siswa dalam tahapan perkembangan suatu kompetensi. Laporan hasil asesmen juga akan dirancang supaya tidak menjadi bahaya bagi guru dan sekolah. 

Pemerintah menyadari bahwa baik buruknya pencapaian siswa dipengaruhi oleh faktor pengajaran (proses di sekolah) maupun faktor-faktor di luar sekolah, ibarat lingkungan rumah dan gaya pengasuhan orang tua. 

Karena itu keberhasilan guru atau sekolah tidak akan dinilai menurut level kompetensi siswa di satu waktu. Keberhasilan guru/sekolah akan lebih didasarkan pada perubahan dan kemajuan yang dicapai dibanding waktu asesmen sebelumnya. Hasil asesmen justru akan dipakai untuk mengidentifikasi kebutuhan sekolah. Kemdikbud akan mengalokasikan pertolongan – contohnya dalam bentuk alokasi SDM dan/atau dana – sesuai dengan kebutuhan tiap sekolah.

Belum ada Komentar untuk "✔ Efek Asesmen Kompetensi Minimum Bagi Siswa, Guru, Dan Sekolah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel